Kemenkes Menyayangkan Kasus Kematian Batang Otak Anak Bekasi Pasca Operasi Amandel

by -1372 Views

Kementerian Kesehatan RI melaporkan hasil audit kasus dugaan malpraktik pasien brain stem death (BA) di RS Kartika Husada Jatiasih. Ia merupakan seorang anak berusia 7 tahun di Bekasi yang meninggal dunia usai operasi amandel, Senin (2/10/2023).

Temuannya, menurut Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), Azhar Jaya, pihak rumah sakit memang menjalankan prosedur sesuai SOP, namun yang kemudian menjadi perhatian adalah salah satu dokter di puskesmas tersebut. fasilitas tidak memiliki izin praktik.

“Dari segi malpraktik, saya bisa sampaikan, yang kami temukan adalah fasilitas kesehatan dan rumah sakit memiliki dokter yang tidak memiliki izin praktik, ya, itu sangat disayangkan, tetapi perlu kita berikan bimbingan untuk hal-hal lain,” jelas Azhar saat ditemui detikcom di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (17/10/2023).

Kata dia, hasil audit akan dikirim ke pihak rumah sakit paling lambat hari ini, Rabu (18/10/2023). Meski Azhar tidak merinci nota evaluasi yang ditujukan ke RS Kartika Husada Jatiasih, namun yang juga disoroti Azhar adalah kecepatan tindakan.

“Dan benar pihak rumah sakit yang ada dalam tanda kutip sudah melakukan langkah-langkah penyelamatan, namun langkah tersebut perlu kita tingkatkan,” jelas Azhar.

“Iya, mungkin waktu penanganannya harusnya lebih cepat, tapi dari SOP kita lihat mereka sudah menjalankan SOPnya, tapi mungkin kalau sudah begitu, perawatnya, dalam tanda kutip, perlu pelatihan lebih lanjut. dan seterusnya.,” sambungnya lagi.

Penilaian Kementerian Kesehatan RI menegaskan Azhar hanya mementingkan penerapan SOP. Setiap rumah sakit tidak dapat menjamin kesembuhan, namun wajib menjamin keselamatan pasien sesuai prosedur.

“Jadi kalau yang dijanjikan rumah sakit itu proses penyembuhan, kita tidak pernah tahu hasilnya, yang penting kita lihat saja, kita bisa operasi lalu mati, operasi lalu sembuh, mungkin, apa kita menilai di sini SOP-nya apakah sudah siap atau belum. “Patokannya bukan pasiennya sembuh atau meninggal,” tutupnya.

Azhar menyebut kasus seperti ini sebagai kajian dan pembelajaran bersama, tidak hanya bagi rumah sakit tapi seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia, baik swasta maupun pemerintah.

RS Kartika Husada Jatiasih belum mengomentari hasil pemeriksaan bersama Kementerian Kesehatan dan organisasi profesi.