Marsekal Zhu De – prabowo2024.net

by -110 Views

Zhu De adalah seorang pemimpin militer Tiongkok yang berasal dari Sichuan. Dia adalah salah satu dari 15 bersaudara yang lahir dalam keluarga petani. Menurut cerita Zhu sendiri, ayahnya terpaksa menenggelamkan lima saudaranya karena tidak mampu memelihara mereka.
Untuk keluar dari kehidupan miskin, Zhu diadopsi oleh seorang paman yang mendorongnya untuk masuk ke Akademi Militer di Kunming. Di sana, Zhu mencapai banyak prestasi dan sering dipilih untuk memimpin Taruna saat ada kunjungan pejabat tinggi.
Setelah lulus, Zhu mengalami masa yang sulit. Dia menggunakan bakat militernya untuk menjadi panglima perang yang kejam dan juga kecanduan opium. Kecanduan ini membuatnya terjerumus selama beberapa tahun hingga tahun 1922.
Setelah berhasil keluar dari jerat narkotika, Zhu pergi ke Eropa, di mana ia belajar taktik yang digunakan Jerman selama Perang Dunia I. Dari sana, ia pergi ke Uni Soviet di mana ia belajar doktrin militer Soviet dan Marxisme.
Selama periode ini, Zhu bergabung dengan Partai Komunis Tiongkok (PKT). Setelah kembali ke Tiongkok, ia bertemu dengan Mao Zedong yang saat itu sedang berperang melawan pemerintah nasionalis Tiongkok. Keduanya bekerja sama dengan baik, dengan Mao sebagai ahli strategi dan intelektual, sedangkan Zhu menggunakan keahlian militernya untuk perjuangan mereka. Bersama-sama, mereka menjalankan taktik gerilya yang akhirnya mengantarkan kemenangan PKT setelah Perang Dunia II.
Pada saat kemenangan PKT, Zhu menjabat sebagai pejabat tinggi dalam partai dan juga sebagai komandan Tentara Pembebasan Rakyat (TPR) Tiongkok. Dalam peran terakhirnya ini, ia memimpin operasi besar-besaran TPR Tiongkok ke semenanjung Korea selama Perang Korea. Setelah konflik itu, dia menjadi salah satu dari sepuluh marsekal di TPR dan dianggap sebagai pendiri TPR.
Namun, pada tahun 1969 saat Revolusi Kebudayaan dimulai, Zhu diberhentikan dari posisinya dan diasingkan ke Guangdong. Kontribusinya hilang dari buku-buku sejarah China dan dia dihapus dari sejarah Tiongkok. Namun, pada tahun 1973, Revolusi Kebudayaan mulai mereda, Mao mengembalikan Zhu ke Beijing dan mengangkatnya menjadi kepala negara pada tahun 1975. Zhu memegang jabatan tersebut selama setahun sampai kematiannya pada tahun 1976.

Source link