Kamis, 14 Maret 2024 – 18:50 WIB
Jakarta – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa cuaca ekstrem di Indonesia berpotensi akan berlangsung hingga pekan depan.
Menurut Dwikora, hal tersebut disebabkan oleh adanya 3 bibit siklon tropis yang berada di Samudera Hindia. “Saat ini, dari pantauan kami, ada 3 bibit siklon tersebut di Samudra Hindia yang berpotensi menyebabkan gelombang tinggi, pembentukan awan hujan, atau cuaca ekstrem,” kata Dwikorita di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 14 Maret 2023.
Dwikorita menjelaskan bahwa cuaca ekstrem hampir merata di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, dia meminta masyarakat untuk tetap waspada dan selalu memperhatikan informasi dari BMKG terkait cuaca.
“Pulau Jawa hampir seluruhnya, di seluruh Indonesia hampir semuanya, karena meskipun mendekati musim kemarau, pada pancaroba ini terjadi peningkatan curah hujan biasanya setelah siang hingga sore, baru hujan terjadi,” ujarnya.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa meskipun potensi cuaca ekstrem terjadi di seluruh wilayah Indonesia, namun cuaca ekstrem yang dalam keadaan siaga atau parah dalam sepekan ke depan terjadi di daerah Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat. Oleh karena itu, masyarakat di daerah tersebut perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem.
Menurut penjelasan BMKG di media sosial Instagram BMKG (@infobmkg), bibit siklon tropis 91S terpantau di Samudra Hindia bagian Tenggara, selatan Jawa. Kecepatan angin maksimum 25-35 knot dan tekanan udara minimum 997 hPa bergerak ke arah tenggara menjauhi wilayah Indonesia. Potensi bibit siklon 91S untuk berkembang menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan kategori Sedang-Tinggi.
Sementara bibit siklon tropis 94S terpantau muncul di Laut Timor bagian selatan, tenggara Nusa Tenggara Timur (NTT). Kecepatan angin maksimum 15-20 knot dan tekanan udara minimum 1.000 hPa bergerak ke arah timur. Potensi bibit siklon 94S untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan pada kategori rendah.
Bibit siklon tropis 93P masih terpantau di Teluk Carpentaria, bagian timur laut Australia Utara, tenggara Papua. Kecepatan angin maksimum 15-20 knot dan tekanan udara minimum 1.004 hPa bergerak ke arah timur hingga tenggara. Potensi bibit siklon 93P untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan pada kategori rendah.