Komunitas Muslim AS Tolak Ajakan Joe Biden Makan Bersama, Gedung Putih Masa lalu Buka Puasa Bareng

by -65 Views

Rabu, 3 April 2024 – 20:16 WIB

Washington – Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mengadakan buka puasa bagi Muslim dan Arab Amerika. Namun, beberapa pemimpin komunitas organisasi Islam menolak undangan tersebut karena dukungan AS yang tak henti-hentinya dan teguh terhadap perang Israel di Gaza.

Acara yang dijadwalkan pada Selasa kemarin, 2 April 2024, akan sangat berbeda di tahun sebelumnya, di mana banyak umat Muslim dari seluruh negeri yang menghadiri perayaan di Gedung Putih. Tahun ini, buka puasa akan dibatasi hanya untuk staf saja, dan pertemuan terpisah akan diadakan untuk anggota komunitas Muslim.

Namun, karena daftar tamu yang tidak jelas dalam pertemuan ini, warga Amerika-Palestina dari Gaza bersatu untuk mendesak semua pemimpin komunitas Muslim dan Arab-Amerika agar memboikot keterlibatan dengan pemerintahan Biden, termasuk menghadiri acara buka puasa di Gedung Putih.

Reem al-Dadah, seorang Amerika-Palestina dari Gaza dan juru bicara Asosiasi Palestina Amerika Gaza (GPAA), mengatakan bahwa mereka dengan keras menentang orang Palestina, Arab, Muslim, atau siapa pun yang memiliki sedikit rasa kemanusiaan menghadiri acara tersebut.

“Keluarga kami di Gaza dibantai, kekurangan makanan dan air, dan penyakit menular merajalela,” kata Dadah, dikutip dari Middle East Eye, Rabu, 3 April 2024.

“Dan kita berani duduk bersama mereka yang punya andil besar dalam genosida? Itu akan sangat mengerikan, memalukan. Benar-benar menyedihkan,” lanjutnya.

Awalnya, menurut laporan media AS mengatakan bahwa Gedung Putih menjadi tuan rumah acara buka puasa yang akan dihadiri sekitar 15 orang, termasuk Presiden AS Joe Biden, Wakil Presiden Kamala Harris, penasihat keamanan nasional Jake Sullivan, dan beberapa staf dan dokter Muslim yang baru-baru ini berada di Gaza. Gedung Putih sekarang akan mengadakan acara buka puasa terpisah untuk sekitar belasan staf Muslim.

Seorang staf Biden yang berbicara kepada MEE secara anonim mengonfirmasi rincian acara buka puasa dan pertemuan terpisah dengan anggota komunitas.

Sumber mengatakan kepada MEE bahwa beberapa pemimpin Muslim yang diundang menolak tawaran tersebut. GPAA juga meminta para pemimpin komunitas Muslim dan Arab untuk memboikot acara tersebut.

“Kami mendesak para pemimpin untuk mengangkat dan memusatkan suara Palestina, mengadvokasi hak-hak mereka di platform global, dan dengan hormat menolak undangan tersebut, disertai dengan pernyataan yang menjelaskan keputusan mereka untuk terus menekan pemerintah,” bunyi pernyataan itu.