Pengabdian Prabowo Subianto di Dunia Politik

by -244 Views

Prabowo memulai karir politiknya di Partai Golkar. Idealismenya dan keuletannya dalam memperjuangkan kebijakan pro-rakyat mendorongnya untuk mendirikan Partai Gerindra pada tahun 2008.

Dengan dasar manifesto perjuangan yang substansial dan program aksi yang jelas, Gerindra cepat menjadi partai politik terbesar kedua di Indonesia. Dukungan dari rakyat pun mengalir deras untuk Prabowo dan juga ratusan kepala daerah pilihan Prabowo.

Pada tahun 2008, Prabowo mendirikan Partai Gerindra dengan visi, misi, dan tujuan yang sejalan dengan dirinya. Karena kejelasan visi, misi, dan tujuannya, Partai Gerindra berhasil mendapatkan kepercayaan rakyat dan menjadi partai terbesar kedua di Indonesia pada tahun 2019.

Gerindra pertama kali dipercaya rakyat untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan di Parlemen pada tahun 2009. Pada tahun itu, Gerindra memperoleh 26 kursi di DPR RI. Sejak saat itu, Gerindra secara konsisten memperjuangkan undang-undang yang berpihak kepada rakyat kecil. Beberapa inisiatif Gerindra termasuk UU Desa yang menjamin setiap desa mendapat anggaran Rp. 1 miliar per tahun, UU Disabilitas, UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual, dan berbagai UU pro-rakyat lainnya.

Menyadari bahwa untuk melakukan perubahan yang besar, ia harus masuk ke ranah eksekutif, maka pada tahun 2009 Prabowo mencalonkan diri sebagai Calon Wakil Presiden dari ibu Megawati Soekarnoputri. Pasangan Megawati-Prabowo mendapat dukungan kuat dari masyarakat, dan memperoleh 32 juta suara.

Mengerti pentingnya peran pemerintah daerah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Prabowo menggunakan Partai Gerindra sebagai alat politik untuk, memajukan putra-putri terbaik bangsa dalam Pilkada dan memimpin daerah masing-masing.

Pada tahun 2012, Prabowo mencalonkan pasangan Ir. Joko Widodo dan Ir. Basuki T. Purnama sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Kemudian di tahun 2013, Prabowo mencalonkan Bima Arya Sugiarto untuk Pilkada Kota Bogor, dan M. Ridwan Kamil untuk Pilkada Kota Bandung.

Tahun 2017, Prabowo mencalonkan Anies Baswedan dan Sandiaga Salahudin Uno sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Selama periode 2015 hingga 2020, Prabowo melalui Partai Gerindra berhasil mencalonkan dan memenangkan 16 pasangan Gubernur, dan 336 pasangan Bupati dan/atau Walikota melalui 4 Pilkada serentak yang diselenggarakan pada 2015, 2017, 2018, dan 2020.

Pada tahun 2013, Gerindra menjadi partai pertama dan satu-satunya yang mendeklarasikan rencana aksi yang akan dijalankan. Rencana aksi yang disebut “6 Program Aksi Transformasi Bangsa” ini disusun oleh Prabowo bersama ratusan profesor dan guru besar dengan tujuan yang jelas dan terukur.

Prabowo selalu menekankan kepada para kader Partai Gerindra pentingnya aksi nyata yang terus-menerus membantu banyak rakyat. Sejak 2010, Prabowo melalui organisasi Kesehatan Indonesia Raya (KESIRA) menyediakan 360 mobil ambulans dan mobil jenazah secara gratis. Armada ambulans dan mobil jenazah ini sangat membantu warga yang membutuhkan pelayanan tanpa pamrih.

Pada tahun 2014, Prabowo membentuk Koalisi Merah Putih (KMP) yang terdiri dari enam partai politik: Partai Gerindra, PKS, PAN, PPP, PBB, dan Golkar. Koalisi ini memberikan mandat kepada Prabowo dan Hatta Rajasa untuk maju dalam Pemilihan Presiden tahun 2014. Konsistensi perjuangan Prabowo membuat pasangan Prabowo-Hatta memperoleh 62 juta suara.

Dengan menjunjung slogan “Indonesia Bangkit”, Prabowo dan Partai Gerindra mendapatkan dukungan luas tidak hanya dari masyarakat tetapi juga dari partai politik. Suara Partai Gerindra pada Pemilu 2014 meningkat 219% dibandingkan dengan Pemilu 2009. Suara Prabowo juga naik 93% dalam Pilpres 2014 dibandingkan dengan Pilpres 2009.

Politik Prabowo didasarkan pada gagasan. Oleh karena itu, sejak pertama kali terlibat dalam politik praktis pada tahun 2004, ia menulis buku “Kembalikan Indonesia”. Ia kemudian menulis buku “Membangun Kembali Indonesia Raya” pada tahun 2014. Pada tahun 2017, Prabowo mengubah gaya penulisannya menjadi lebih populer agar mudah dipahami oleh orang banyak dalam bukunya yang berjudul “Paradoks Indonesia”, yang membahas dua masalah utama yang dihadapi Indonesia, yaitu demokrasi dan ekonomi yang rentan dikendalikan oleh pemodal besar, serta solusinya.

Dalam Pemilihan Presiden 2019, Prabowo maju sebagai calon presiden bersama Sandiaga Salahudin Uno. Prabowo telah lama mengenal Sandiaga, bahkan sudah mengajaknya untuk terlibat dalam politik sejak tahun 2014. Sandiaga pun mengundurkan diri sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 untuk maju sebagai calon wakil presiden.

Pasangan Prabowo-Sandi mendapat dukungan dari Ijtima Ulama dan berbagai lapisan masyarakat Indonesia karena fokus mereka pada hal-hal penting bagi rakyat, seperti penciptaan lapangan kerja dan penurunan harga-harga.

Kampanye Prabowo-Sandi dalam Pilpres 2019 menunjukkan dukungan yang kuat dari masyarakat untuk Prabowo. Rakyat berpartisipasi dengan memberikan dana dan membuat alat peraga kampanye yang diperlukan.

Kehadiran Prabowo-Sandi di seluruh Indonesia selalu disambut hangat oleh masyarakat luas. Akhirnya, pasangan ini memperoleh dukungan 68 juta suara dari rakyat Indonesia.

Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menghadiri acara deklarasi sebagai calon presiden dan calon wakil presiden sebelum mendaftar ke Gedung KPU. Acara deklarasi ini dihadiri oleh berbagai ketua partai dari Koalisi Indonesia Maju, antara lain partai Golkar yang diwakili oleh Airlangga Hartarto, partai Demokrat yang diwakili oleh Agus Harimurti Yudhoyono, partai Gelora yang diwakili oleh Muhammad Anis Matta, PAN yang diwakili oleh Zulkifli Hasan, PBB yang diwakili oleh Yusril Ihza Mahendra, partai Garuda yang diwakili oleh Ahmad Ridha Sabana, PSI yang diwakili oleh Kaesang Pangarep, dan partai Prima yang diwakili oleh Agus Jabo Priyono.

Ketua partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, bersama Susilo Bambang Yudhoyono, dan ketua partai Golkar, Airlangga Hartarto, memberikan dukungan penuh kepada Prabowo Subianto untuk menjadi Presiden. Dalam beberapa pertemuan, ketua Demokrat menyatakan keyakinannya bahwa di bawah kepemimpinan Prabowo, Indonesia akan menuju masa depan yang maju.

Ketua partai Golkar menyatakan bahwa Golkar memilih Prabowo karena Letnan Jenderal Prabowo merupakan bagian dari Golkar dan kontribusinya terhadap partai tersebut telah terbukti. Tindakan ini sejalan dengan Golkar dan pendirinya.

Partai PSI yang dipimpin oleh Kaesang Pangarep, partai PBB yang dipimpin oleh Yusril Ihza Mahendra, dan partai Gelora yang dipimpin oleh Muhammad Anis Matta, memberikan dukungan penuh kepada Prabowo Subianto untuk menjadi presiden pada tahun 2024. Dalam beberapa pertemuan, ketua partai PSI menyatakan kesiapan Partai Solidaritas Indonesia mendukung Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon presiden dan wakil presiden pada 2024.

Ketua partai PBB menyatakan kesimpulannya bahwa PBB harus mencalonkan Prabowo Subianto sebagai calon presiden Republik Indonesia. Demikian pula, ketua partai Gelora menyatakan bahwa Partai Gelora dengan cermat dan akurat mendukung Prabowo sebagai calon presiden 2024.

Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dari koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menerima nomor urut 2 untuk pemilihan presiden 2024, berdasarkan hasil undian pada Rapat Pleno Terbuka Pengundian dan Penetapan Nomor Urut Pasangan Capres dan Cawapres Pemilu Tahun 2024, di gedung KPU, Jakarta.

Source link