Sabtu, 14 September 2024 – 19:18 WIB
Bandung, VIVA – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengaku heran dirinya dilaporkan ke polisi atas dugaan perundungan peserta didik Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Undip dokter Aulia Risma oleh Komite Solidaritas Profesi Perkumpulan Para Dokter.
“Itu makanya ini jadi aneh. Tapi ya tidak apa-apa, kan sekarang Undip-nya sendiri sudah mengakui ada itu kejadiannya (perundungan),” kata Budi Gunadi di Gedung Sate Bandung, Jawa Barat, Sabtu 14 September 2024 disitat Antara.
Dia pun tak masalah dilaporkan ke polisi, Namun Budi ingin melakukan yang terbaik sebab adanya keluhan yang sampai ke Kemenkes terkait perundungan.
“Kita bukan hanya percaya diri, tetapi kita lakukan yang terbaik saja karena semua orang mengeluh sekali akan hal ini (perundungan),” ujar Budi.
Sebelumnya, dua orang dari Kementerian Kesehatan, yakni Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Dirjen Menkes Azhar Jaya dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh Komite Solidaritas Profesi Perkumpulan Para Dokter atas dugaan menyebarkan berita bohong kematian dokter Aulia Risma karena bully.
“Kami dari Komite Solidaritas Profesi, kami memang datang hari ini ke Bareskrim untuk melaporkan pejabat Kementerian Kesehatan atas penyebaran berita bohong yang menimbulkan keonaran,” kata perwakilan Komite Solidaritas Profesi Perkumpulan Para Dokter, M Nasser, Rabu 11 September 2024.
“Hoaks, betul kita menyesalkan karena tingkat derajat seorang menteri memuat berita-berita bohong, menyiarkan berita bohong, itu kita sesalkan,” kata Nasser.
Menurut Nasser, terkait penyebab meninggalnya dokter Aulia Risma itu bukan kewenangan Kemenkes, melainkan kepolisian, sehingga menurutnya pihak lain, seperti Kemenkes tidak berhak memberikan pernyataan penyebab kematian dokter Aulia Risma.
Sementara itu, pihak Universitas Diponegoro (Undip) sudah mengakui bahwa adanya praktik perundungan atau bully di pelatihan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).
“Kami mengaku bahwa di dalam sistem pendidikan dokter spesialis di internal kami terjadi praktik-praktik atau kasus-kasus perundungan dalam berbagai bentuk, dalam berbagai derajat, dan berbagai hal,” kata Wisnu di Undip Semarang, Jumat 13 September 2024 dikutip Antara.
Hal senada juga diungkapkan pihak RS Kariadi yang turut mengakui peristiwa perundungan yang terjadi lembaga kesehatannya itu merupakan bentuk kealpaan.
“RS Kariadi sebagai wahana pendidikan turut bertanggung jawab atas peristiwa yang terjadi,” kata Direktur Layanan Operasional RS Kariadi Semarang, Mahabara Yang Putra.