Aliansi antar perusahaan otomotif bukanlah hal yang aneh. Sebagai kisah lama, produsen mobil sering bergabung untuk menyatukan sumber daya dalam pengembangan mobil dengan platform yang sama atau menggunakan teknologi bersama. Namun, yang menarik saat ini adalah potensi merger antara Honda dan Nissan, dengan Mitsubishi sebagai elemen kunci.
Meskipun Mitsubishi merupakan mitra Nissan dan terlibat dalam pengembangan mobil listrik bersama Honda dan Nissan, perusahaan ini ragu untuk bergabung dalam merger Honda-Nissan. Mereka lebih memilih untuk tetap independen dan melanjutkan hubungan dengan kedua perusahaan tanpa ikut dalam penggabungan usaha.
Mitsubishi, meskipun memproduksi lebih dari 1 juta kendaraan, terlihat lebih kecil dibanding Honda dan Nissan yang menghasilkan jutaan kendaraan setiap tahunnya. Masuk ke dalam bisnis dengan Honda dan Nissan bisa membuat posisi Mitsubishi semakin kecil dan berpotensi kehilangan kemandiriannya.
Keputusan Mitsubishi akan ikut dalam merger atau tidak diharapkan akan diambil pada akhir bulan Januari. Secara resmi, perusahaan menyatakan sedang mempertimbangkan berbagai kemungkinan, dan rumor seputar keterlibatannya dalam merger Honda-Nissan masih belum dikonfirmasi.
Jika Mitsubishi memutuskan untuk tidak ikut dalam merger, mereka kemungkinan akan tetap menjalin kerja sama teknologi dengan Honda dan Nissan, serta Nissan dan Renault. Hal ini dapat membawa Mitsubishi kembali ke fokus pasar khusus seperti di Asia Tenggara atau bahkan membantu merek ini meraih kesuksesan di Amerika Serikat seperti di masa lalu.
