Sebuah kelab malam di Bali telah menggunakan gambar Dewa Siwa sebagai latar belakang pertunjukan musik Disc Jockey (DJ), yang kemudian menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat. Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Bali menganggap bahwa tindakan tersebut bisa dianggap sebagai penistaan terhadap agama Hindu. Dewa Siwa dalam keyakinan Hindu dipuja sebagai manifestasi Tuhan yang suci, sehingga tidak layak untuk digunakan sebagai latar belakang di sebuah tempat yang tidak tepat seperti kelab malam.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan, I Made Supartha menegaskan bahwa menjadikan Dewa Siwa sebagai bagian dari pertunjukan musik DJ tidak hanya tidak tepat, tetapi juga tidak sesuai dengan nilai-nilai agama Hindu yang dianut oleh mayoritas penduduk Bali. Hal ini mencerminkan kurangnya kepekaan terhadap kearifan lokal dan kebudayaan yang berakar pada ajaran agama Hindu.
Dalam ajaran agama Hindu sendiri, terdapat konsep siklus Yuga yang harus dipatuhi. Menjadikan Dewa Siwa sebagai gambar latar belakang pertunjukan musik DJ di kelab malam dianggap tidak sejalan dengan filosofi ajaran tersebut. Ia juga menegaskan bahwa tindakan tersebut dapat dianggap sebagai penodaan terhadap simbol kepercayaan dari agama Hindu, yang sebagian besar umatnya memegang teguh keyakinan dan tradisi tersebut.
Supartha berharap bahwa pihak terkait, termasuk pengelola kelab malam yang bersangkutan, dapat memberikan klarifikasi yang jelas mengenai maksud dan tujuan dari tindakan tersebut. Hal ini diharapkan sebagai langkah pertanggungjawaban sosial dan kebudayaan serta sebagai upaya mencegah tindakan penistaan terhadap simbol-simbol keagamaan di masa yang akan datang.