Teknologi Baterai EV ‘Sandwich’ untuk Kendaraan Jarak Jauh

by -27 Views

Baterai kendaraan listrik memiliki berbagai ukuran dan bahan kimia yang berbeda, tergantung pada kategori kendaraan. Para pembuat baterai terus berusaha untuk meningkatkan kepadatan energi, kecepatan pengisian daya, efektivitas biaya, dan keamanan baterai. Di Eropa, ilmuwan baterai mengusulkan paket “memperbaiki sendiri” yang ramah lingkungan. Organisasi penelitian Norwegia SINTEF mengembangkan baterai dengan katoda lithium-nikel-mangan oksida dan anoda silikon-grafit yang menjanjikan stabilitas, kinerja yang lebih baik, dan jarak tempuh yang lebih panjang.

Perusahaan baterai seperti Amprius, Group14, dan Sila Nanotechnologies sedang mengeksplorasi anoda silikon untuk mengatasi ketidakefisienan anoda grafit. Selain itu, “lem super” juga digunakan untuk memperbaiki kerusakan kecil pada sel baterai. Pengikat dan pemisah dalam baterai bertujuan untuk menyatukan partikel aktif dan mencegah korsleting antara katoda dan anoda. SINTEF telah mengembangkan prototipe elektrolit generasi pertama dengan bahan-bahan ini dan fokusnya sekarang adalah pada sel generasi kedua.

Meskipun terobosan kimia baterai terjadi, tantangan utama adalah menerapkan teknologi ini ke dalam produk yang praktis dan diproduksi secara massal. Bob Lee, presiden dan kepala strategi LG Energy Solution di Amerika Utara, mengemukakan bahwa manufaktur baterai dalam volume tinggi dengan cara yang seragam merupakan tantangan utama dalam industri baterai kendaraan listrik. Meskipun begitu, penelitian dan inovasi terus dilakukan untuk menciptakan baterai yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Source link