Penjualan Maserati terus mengalami penurunan yang signifikan, turun 48 persen dari tahun ke tahun pada kuartal pertama tahun 2025, dengan hanya 1.700 kendaraan terjual. Hal ini merupakan indikasi dari tren penurunan penjualan yang telah terjadi pada merek Italia ini sejak tahun sebelumnya. CEO Santo Ficili, yang baru-baru ini ditunjuk untuk memimpin perusahaan, meramalkan bahwa tahun 2025 akan menjadi tahun yang sulit namun penting dalam perjalanan restrukturisasi merek ini untuk mencapai keuntungan di tahun 2026.
Ficili berencana untuk membentuk tim baru di perusahaan, memperbaiki hubungan dengan para dealer, serta melakukan pemotongan biaya agar merek ini dapat tetap bersaing. Meskipun mengakui kegagalan dalam strategi pemasaran, Ficili juga mempertimbangkan kemungkinan pemotongan harga untuk meningkatkan daya saing produk Maserati di pasaran.
Namun, masalah penjualan Maserati juga dipengaruhi oleh kondisi global terkait tarif administrasi Trump. Stellantis, perusahaan induk Maserati, telah melakukan kajian strategis dengan melibatkan perusahaan konsultan manajemen McKinsey and Company untuk mengevaluasi masa depan Maserati dan merek lainnya seperti Alfa Romeo, yang memunculkan spekulasi tentang kemungkinan penjualan kedua merek tersebut.
Performa Maserati dalam portofolio Stellantis memang menjadi sorotan, dengan penjualan hanya mencapai 11.300 kendaraan pada tahun 2024. Selain itu, penurunan pengiriman juga terjadi di beberapa wilayah operasional Stellantis, kecuali Amerika Selatan yang mengalami kenaikan penjualan. Dengan tren penurunan yang terus berlanjut, tahun 2025 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi Stellantis dalam membangun kembali merek-mereknya.