Java International BNI Java Jazz Festival merayakan usia dua dekade yang penuh makna dan perjalanan yang panjang. Festival ini bukan hanya acara biasa, melainkan juga sebuah tonggak budaya yang penting. Pada konferensi pers Java Jazz tahun 2025, suasana terasa lebih personal dan reflektif, di mana Dewi Gontha, Presiden Direktur Java Festival Production, menyerahkan momen penting kepada ayahnya, Peter F. Gontha, sebagai penggagas utama festival ini.
Peter F. Gontha, dalam kesempatan tersebut, menyatakan dirinya sebagai seorang pemimpi yang berhasil mewujudkan festival jazz internasional di Indonesia. Java Jazz tidak hanya dibangun atas usaha individu, tetapi melalui kolaborasi, spontanitas, dan keberanian untuk bereksplorasi. Dalam rangka merayakan dua dekade perjalanan, Peter F. Gontha merilis buku berjudul The Making of Java Jazz Festival, sebagai bentuk catatan cinta terhadap musik, bangsa, dan para penggemar jazz yang telah mendukung festival ini sejak awal.
Festival ini tidak hanya hasil kerja individu, melainkan kerja kolektif dari berbagai pihak, seperti media, sponsor, relawan, dan tim produksi. Java Jazz bukan hanya panggung hiburan, tetapi juga merupakan gerakan budaya yang menyatukan musisi lokal dan internasional, nostalgia, dan eksplorasi baru. Dalam setiap melodi yang dimainkan, terdapat unsur kenangan dan harapan bagi masa depan.
Java Jazz mempertegas bahwa dengan menjaga mimpi dengan penuh cinta, mimpi tersebut akan terus hidup. Festival ini bukan sekadar acara musik, melainkan juga simbol cara untuk merasakan, bernapas, dan mencintai dunia melalui seni musik jazz. Tahun 2025 bukan hanya merayakan usia ke-20 Java Jazz, tetapi juga menunjukkan bahwa festival ini akan terus eksis dan terus memberikan inspirasi bagi banyak orang.
