Stellantis, konglomerat dengan 14 merek, telah menunjuk CEO baru setelah pemimpin pendiri yang sedang tiba-tiba meninggalkan perusahaan pada tahun sebelumnya dalam situasi perselisihan dengan dewan direksi. Antonio Filosa, mantan CEO Jeep yang berpengalaman selama 25 tahun di perusahaan, telah dinyatakan sebagai penggantinya. Tugas Filosa adalah untuk memimpin Stellantis di tengah tantangan yang kompleks tentang masa depan mobil global. Merger antara Fiat Chrysler dan PSA Group asal Perancis membentuk Stellantis, yang mengelola merek-merek seperti Fiat, Jeep, Citroën, dan Opel.
Perusahaan menghadapi beberapa masalah dalam hal profitabilitas, penjualan, teknologi, elektrifikasi, dan koordinasi antar merek selama kepemimpinan CEO sebelumnya, Carlos Tavares. Dengan tambahan masalah industri otomotif terkini seperti penurunan penjualan di Cina dan Eropa, biaya tenaga kerja tinggi, dan ketidakpastian tarif, Stellantis membutuhkan perubahan signifikan. Filosa, yang memiliki pengalaman luas di Fiat Group dan sebelumnya memimpin merek Jeep sekaligus menjabat sebagai Chief Operating Officer di Amerika, diharapkan akan membawa perbaikan dan transformasi ke perusahaan.
Di tengah penguatan pasar mobil baru, termasuk mobil listrik, Stellantis menghadapi tantangan dengan naiknya suku bunga dan ketidakpastian tarif. Permintaan mobil baru diprediksi akan melambat di bulan Mei, memaksa produsen untuk bereaksi dengan strategi baru. Meskipun Stellantis sedang memperhatikan perkembangan mobil listrik, GM masih memegang posisi yang kuat dengan truk-truk besar bertenaga bensin. Perusahaan mengonfirmasi investasi yang signifikan dalam pabrik mesin untuk menghasilkan mesin V8 generasi baru, menunjukkan komitmen GM terhadap pengembangan teknologi otomotif yang inovatif. Meskipun masa depan mobil serba listrik tampaknya tak terhindarkan, perjalanan menuju transformasi penuh tidak akan mudah.