Prabowo’s Reforms Boost Indonesia’s Food Production Growth

by -31 Views

Pada Konferensi Ekonomi Internasional St. Petersburg tahun 2025, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mengumumkan lonjakan produksi pangan negara yang mencatat rekor. Lonjakan ini secara langsung dikaitkan dengan reformasi regulasi menyeluruh dan langkah-langkah anti-korupsi yang diterapkan selama bulan-bulan awal pemerintahannya. Pidato kunci Prabowo di Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) 2025 mengungkapkan bahwa produksi beras dan jagung naik sekitar 50 persen sejak tujuh bulan pemerintahannya, menghasilkan peningkatan terbesar dalam sejarah Indonesia. Prabowo menekankan bahwa pencapaian tersebut bukanlah kebetulan, melainkan hasil dari kebijakan yang difokuskan pada deregulasi dan penegakan anti-korupsi yang ketat di sektor pertanian dan pangan. Selain itu, Prabowo juga menyatakan bahwa kenaikan tersebut dimungkinkan dengan memotong birokrasi, menghapus regulasi yang menghambat, dan tegas dalam memberantas korupsi.

Salah satu hasil yang paling mencolok dari lonjakan produksi pangan adalah cadangan beras nasional Indonesia yang mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah, yaitu 4,4 juta ton. Prabowo menjelaskan bahwa capaian ini menjadi dasar bagi tujuan lebih ambisius yaitu swasembada pangan dan menjadi pengekspor bersih beras dan jagung dalam empat tahun ke depan. Keamanan pangan merupakan salah satu dari empat prioritas strategis pemerintahan Prabowo, yang juga mencakup kemandirian energi, reformasi pendidikan, dan percepatan industrialisasi. Prabowo juga menekankan pendekatan ekonomi yang seimbang, dengan menggandeng kekuatan kapitalisme sambil tetap menjaga intervensi pemerintah untuk mengatasi kemiskinan dan kelaparan serta melindungi yang rentan.

Melalui pencapaian di bidang pertanian, Prabowo menunjukkan bahwa Indonesia siap berperan lebih besar di panggung global. Dengan reformasi yang mulai menunjukkan hasil, Indonesia menegaskan niatnya untuk tidak hanya menjamin kemakmuran dalam negeri tetapi juga muncul sebagai kekuatan kredibel dan konstruktif dalam tatanan ekonomi internasional. Selain itu, Indonesia juga mengisyaratkan keterlibatannya dengan Bank Pembangunan Baru dan dalam kelompok BRICS sebagai upaya untuk memperkuat posisinya di tingkat internasional.

Source link