Setiap pagi, Juwita merasa lega karena beban biaya seragam, buku, dan uang makan untuk anaknya, Fachri, sudah tidak lagi membebani pikirannya. Dengan berjalannya program Sekolah Rakyat pada tahun ajaran baru 2025-2026, beban keuangan yang sebelumnya memberatkan perlahan terangkat. Fachri tinggal di asrama selama hampir sebulan dan menunjukkan perubahan tidak hanya dalam hal kemandirian tetapi juga gaya hidup yang lebih sehat. Hal tersebut diungkapkan Juwita ketika ditemui di Sekolah Rakyat Menengah Pertama 6 Jakarta. Dia merasa bersyukur karena melihat perubahan positif pada anaknya, yang menjadi lebih rajin, santun, dan ceria. Perubahan yang sama juga dirasakan oleh Dian, orang tua dari Aditya, yang merasa bahwa Sekolah Rakyat merupakan jawaban atas doanya agar anaknya bisa belajar disiplin dan meringankan beban ekonomi keluarga. Dian juga mengamati perubahan positif pada anaknya, baik dari segi sikap maupun kondisi fisiknya. Bagi Juwita dan Dian, Sekolah Rakyat bukan hanya sekadar tempat anak belajar, melainkan juga sarana untuk mendukung kehidupan keluarga menengah ke bawah, sehingga mereka merasa sangat berterima kasih pada Presiden Prabowo Subianto atas program ini. Sekolah Rakyat menjadi tempat di mana harapan baru ditemukan, beban hidup berkurang, anak-anak tumbuh mandiri, dan masa depan terasa lebih pasti.
Sekolah Rakyat: Biaya Nol, Hidup Teratur
