Kamis, 2 November 2023 – 09:11 WIB
Militer Myanmar, pada Rabu, 1 November 2023, melancarkan serangan udara di wilayah yang dikuasai kelompok etnis bersenjata di perbatasan dengan Tiongkok. Serangan tersebut terjadi ketika militer memerangi aliansi kelompok bersenjata di wilayah utara, yang merupakan rumah bagi investasi China.
“Sebuah jet militer menyerang sebuah lokasi dekat kota Laiza di negara bagian Kachin, pada pukul 12.45 waktu setempat,” kata juru bicara Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA) Kolonel Naw Bu. Dia mengatakan belum ada rincian mengenai korban jiwa dalam serangan itu, dan menambahkan bahwa serangan tersebut terjadi sehari setelah adanya tiga bom dari junta militer di Laiza, dan menewaskan satu orang serta melukai 12 lainnya.
Sebelumnya, pada Selasa, 31 Oktober 2023, tentara dan petugas tewas ketika KIA berusaha merebut jalan utama di negara bagian Kachin. Militer mengatakan mereka telah melakukan serangan balik yang tepat tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
“Negara tetangga telah diperingatkan sebelumnya,” kata Kolonel Naw Bu, dikutip dari New Straits Times, Kamis, 2 November 2023.
Di negara bagian tetangga, Shan, ribuan orang dilaporkan mengungsi setelah tiga kelompok etnis bersenjata lainnya melancarkan serangan terkoordinasi terhadap junta, pada Jumat lalu. Shan adalah pusat jaringan pipa minyak dan gas yang memasok Tiongkok dan rencana jalur kereta api bernilai miliaran dolar. Ini merupakan bagian dari proyek infrastruktur global Belt and Road Beijing.
Kemarin, menteri keamanan publik Tiongkok bertemu dengan ketua junta Min Aung Hlaing di ibu kota Naypyida untuk pembicaraan hari kedua dengan pejabat tinggi junta mengenai bentrokan tersebut, kata media pemerintah Myanmar. Mereka membahas serangan yang dilakukan oleh kelompok etnis bersenjata Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar (MNDAA) di kamp keamanan. MNDAA, bersama dengan Tentara Arakan (AA) dan Tentara Pembebasan Nasional Ta’ang (TNLA) mengatakan mereka telah merebut bagian-bagian jalan utama menuju Tiongkok, mitra dagang terbesar Myanmar sejak awal serangan mereka pada Jumat lalu. Kelompok tersebut hari ini mengatakan bahwa mereka mengendalikan penuh kota Chinshwehaw di perbatasan Tiongkok dan Hsenwi, yang terletak di jalan menuju perbatasan Tiongkok. Warga di Hsenwi dan kotapraja Hopang, sekitar 10 km dari Chinshwehaw, tidak dapat dijangkau. Kelompok etnis bersenjata mengatakan pihak puluhan orang tewas dan terluka sejak Jumat, meskipun jumlah korban jiwa tidak dapat dikonfirmasi.
Daerah perbatasan Myanmar adalah rumah bagi lebih dari belasan kelompok etnis bersenjata, beberapa di antaranya telah berperang melawan militer selama beberapa dekade demi otonomi dan kendali atas sumber daya yang menguntungkan. Pasukan Pertahanan Rakyat baru bermunculan sejak kudeta junta militer pada 2021 dan tindakan keras militer terhadap perbedaan pendapat. AA, MNDAA dan TNLA, yang menurut para analis setidaknya berjumlah 15.000, telah berperang secara sporadis dengan junta sejak perebutan kekuasaan pada tahun 2021.
“Militer Myanmar berada di bawah tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menanggapi kemunduran militer paling tajam yang dialaminya, sejak kudeta,” ucap analis keamanan yang berbasis di Bangkok, Anthony Davis.
Beijing juga diketahui memelihara hubungan dengan beberapa kelompok etnis bersenjata di sepanjang perbatasannya dengan Myanmar, yang merupakan rumah bagi komunitas etnis Tionghoa. Sebelumnya, mereka membantah laporan bahwa mereka telah memasok senjata kepada kelompok bersenjata. Awal bulan ini, hampir 30 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam serangan di sebuah kamp pengungsi di negara bagian tetangga Kachin. KIA menyalahkan junta atas serangan itu.
Halaman Selanjutnya
Kemarin, menteri keamanan publik Tiongkok bertemu dengan ketua junta Min Aung Hlaing di ibu kota Naypyida untuk pembicaraan hari kedua dengan pejabat tinggi junta mengenai bentrokan tersebut, kata media pemerintah Myanmar.