Meskipun Dunia Mendesak Gencatan Senjata, Mayoritas Penduduk Israel Menginginkan Kelanjutan Perang

by -105 Views

Mayoritas warga Israel pada Rabu 13 Desember 2023 mengatakan bahwa tentara negara Zionis tersebut tidak boleh mundur dari serangan yang tak henti-hentinya untuk menghancurkan Hamas. Keinginan tersebut disuarakan dalam sebuah jajak pendapat, meskipun ada seruan gencatan senjata dari Majelis Umum PBB, meningkatnya jumlah korban tentara, dan meningkatnya jumlah korban tewas warga Palestina di Gaza.
Militer Israel mengalami salah satu hari paling mematikan dalam perang Gaza yang telah berlangsung selama dua bulan pada Selasa (12/12), dengan seorang kolonel di antara 10 tentara yang tewas, sehingga jumlah korban jiwa menjadi 115 orang.
Jumlah tentara Israel hampir dua kali lipat jumlah korban tewas dalam bentrokan di daerah kantong Palestina tersebut sembilan tahun lalu.
Presiden AS Joe Biden mengatakan pemboman “tanpa pandang bulu” terhadap warga sipil Gaza telah merugikan dukungan internasional Israel. Jajak pendapat yang dilakukan di Israel dalam beberapa pekan terakhir menunjukkan dukungan yang sangat besar terhadap perang tersebut, meskipun jumlah korban jiwa meningkat.
Enam warga Israel yang berbicara kepada Reuters pada Rabu mengatakan sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk mundur, terlepas dari memudarnya simpati global yang tercermin dalam resolusi PBB pada Selasa. Pembunuhan Hamas terhadap sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, pada 7 Oktober, menghidupkan kembali perasaan Israel sebelumnya. Masyarakat Israel berpendapat bahwa hal ini merupakan ancaman terhadap keberadaan Israel.
Pensiunan Ben Zion Levinger mengatakan musuh-musuh Israel akan memandang lambatnya upaya memerangi Hamas sebagai tanda kelemahan. Meskipun kerugian yang ditimbulkan sangat besar, tujuan operasi militer tersebut adalah penghancuran total infrastruktur Hamas di Gaza. Setelah jeda permusuhan selama sepekan pada November, lebih dari 75 persen warga Israel mengatakan serangan harus dilanjutkan tanpa adanya upaya mengurangi korban sipil Palestina atau tekanan internasional. Beberapa orang merasa kematian warga Palestina tersebut adalah harga yang dapat diterima untuk dibayar demi keamanan di masa depan. Sedangkan hanya 10 persen warga Israel yang menganggap tentara berlebihan dalam menggunakan persenjataan.