Sabtu, 6 Januari 2024 – 14:58 WIB
Jakarta – Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana menegaskan kunjungan kerja (kunker) yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Jawa Tengah dan beberapa daerah lainnya, tidak ada makna untuk meningkatkan suara pasangan calon Presiden dan calon Wakil Presiden, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
“Iya tidak ada makna lain dan teman-teman media pasti juga sudah bisa mengetahui, karena kunker itu bisa diakses secara terbuka apa yang disampaikan oleh Presiden, apa dialog yang terjadi dengan masyarakat dan bisa secara terbuka melihatnya,” kata Ari dikutip pada Sabtu, 6 Januari 2024.
Menurut dia, blusukan merupakan ciri khas Presiden Jokowi yang sudah dilakukan sejak lama tahun 2014. Tentunya, seluruh tempat daerah di Indonesia pasti pernah dikunjungi Presiden Jokowi.
“Saya juga senang melihat bahwa capres atau cawapres itu mengikuti gaya blusukan Presiden. Saya kira satu hal penting karena bisa mendengar aspirasi masyarakat, sekaligus melihat persoalan-persoalan yang ada di masyarakat, dan memastikan apa yang diputuskan Presiden bisa jalan,” ujarnya.
Terkat lokasi kampanye dan kunjungan kerja Presiden Jokowi itu sama, Ari menyebutkan menang irisan itu pasti ada di suatu tempat dan titik tertentu. Tetapi, kata dia, tidak perlu dipersoalkan lagi karena tentang kesamaan irisan itu karena tujuan dan agenda dari kunjungan kerja dengan kampanye itu berbeda.
“Kalau kunjungan kerja ada mekanisme yang diterapkan secara baku di Kementerian Sekretariat Negara,” ujarnya.
Biasanya, lanjut Ari, kunjungan kerja itu dimulai dengan usulan permohonan dari setiap kementerian, lembaga, pemerintah daerah, organisasi masyarakat mengenai kegiatan-kegiatan yang dimohonkan untuk dihadiri Presiden Jokowi.
“Semua masuk permohonan itu dan Kementerian Sekretariat Negara, khususnya Setpres itu membuat satu jadwal atau kalender yang terkait dengan permohonan-permohonan itu,” ujarnya.
Ari mengatakan kunjungan kerja Presiden Jokowi pada permohonan kegiatan itu dipastikan melalui tim survei yang dibuat oleh Kementerian Sekretariat Negara meliputi kelayakan lokasi. “Jadi, kunjungan kerja Jokowi ada proses panjang yang tidak satu hari atau dua hari, karena menyangkut protokoler dan keamanan,” ujarnya.
“Jadi mempersiapkan kunker pasti direncanakan jauh-jauh hari dan itu mempertimbangkan berbagai macam aspek. Biasanya ketika sudah diputuskan oleh Presiden untuk dihadiri, tim pendahulu itu yang datang ke satu lokasi dan ada rapat koordinasi,” katanya.