Ribuan jamaah yang terdiri dari kader dan simpatisan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Kuningan menghadiri Istighosah mendoakan keselamatan bangsa menjelang Pemilu serentak 14 Februari 2024. Hadir dalam acara tersebut Kiai Said Aqil Siradj, Kiai Ikram bin Ahmad, Ketua Tanfidz PKB H Ujang Kosasih, ketua Dewan Syuro PKB KH Didin Misbahudin, KH Yahya Abdul Malik, Kiai Miftahul Ulum. Serta selaku tuan rumah yakni Yanuar Prihatin yang sekaligus mengadakan Haul ke 4 Ayahanda KH Ahmad Bagdja.
Dalam ceramahnya, Kiai Said menceritakan pengalaman sejak dulu bersama Kh Ahmad Bagdja yang memiliki prinsip yang tegas namun dengan sosok yang santun dan kalem. “Sejak bersama pak Bagdja dan Gusdur mengalami teror oleh pemerintah orde baru dan tidak gentar dan tetap bersama di kantor PBNU,” ujar Kiai Said di Lapangan BLK Yayasan Arkasih, Desa Manggari Kecamatan Lebakwangi Kabupaten Kuningan, Selasa malam (6/2/2024).
Kiai Said juga menerangkan terkait pemilihan pemimpin Indonesia mendatang di Pilpres 2024. Ia mengimbau agar kaum santri dapat memilih sosok yang bisa menjalankan amanat Agama. “Yang merasa santri pilih santri yang bukan santri ya silahkan. Saya santri pilih yang bisa mimpin solat dan khutbah serta berakhlak mulia,” imbaunya.
Kiai Said juga mengingatkan dirinya bukanlah siapa-siapa saat ini. Mengingat jabatan ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tidak lagi diembannya. “Saya tidak maksa karena saya bukan jurkam dan sudah selesai ketua PBNU, saya bukan pengurus partai. Saya ini kayak semut ga ada apa-apanya,” tuturnya.
Selaku ketua Panitia dan keluarga KH Ahmad Bagdja, H Yanuar Prihatin mengucapkan terimakasih kepada para para jamaah yang telah hadir dalam acara tersebut. “Terimakasih telah hadir, saya selaku keluarga mengucapkan sebesar-besarnya kepada para kiai dan jamaah, termasuk pejabat yang hadir,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua DPC PKB Kuningan, H Ujang Kosasih menerangkan sosok KH Ahmad Bagdja merupakan tulang punggung bagi NU di era kepemimpinan Gusdur. “Semoga segala dosa beliau dihilangkan, semoga beliau ditempatkan ke tempat yang mulia,” tuturnya sembari disambut Amiin oleh para jamaah yang hadir.
Terkait dengan pesta demokrasi, Ujang mengimbau agar Pemilu dijalankan dengan ceria, damai dan riang gembira. “Jangan sampai Pemilu kita tidak saling bertegur sapa dan silaturahmi karena beda pilihan,” imbaunya.
Acara ditutup dengan dzikir bersama yang dipimpin oleh guru besar Majelis Dzikir Zulfaqar, Kiai Ikram bin Ahmad. Dalam doa Kiai Ikram berharap agar pemilihan nanti berjalan damai. “Jangan karena beda pilihan tidak mau mengucapkan sesuatu yang wajib seperti amiin disebut qobul, maka memilih karena dasar keimanan bukan karena duniawi,” ajaknya.
Kiai Ikram juga menyayangkan adanya ajakan dari kaum Nadhliyin dan pesantren yang tidak konsisten dalam menegakkan adab dan etika yang baik termasuk dalam memilih seorang pemimpin. Ia mengutip dalam Al-Quran surat Al Maidah Ayat 51 yang jujur, baik dan mencintai rakyatnya. “Kenapa kita para ulama selalu menanamkan kepada santrinya agar berakhlak yang baik sementara memilih pemimpin yang tidak berakhlak,” pungkasnya.