Singapura Dituduh Thailand Penyebab Taylor Swift Tidak Konser di Negara ASEAN Lain

by -307 Views

Senin, 19 Februari 2024 – 02:00 WIB

Bangkok – Perdana Menteri Thailand, Srettha Thavisin, menjelaskan mengapa Taylor Swift hanya akan tampil di Singapura dan tidak di negara-negara lain di Asia Tenggara. Pada tanggal 2-4 dan 7-9 Maret 2024, Taylor Swift dijadwalkan akan menggelar konser di Stadion Nasional Singapura.

Dilansir dari Skynews, Senin, 19 Februari 2024, PM Thailand berbicara di acara iBusiness Forum 2024 di Bangkok, Srettha mengungkapkan bahwa Taylor Swift dan timnya telah menerima tawaran kontrak eksklusif dari pemerintah Singapura. Kontrak tersebut diperkirakan bernilai sekitar 3 juta dolar Amerika Serikat per hari konser, atau setara dengan Rp 46.966 miliar.

Dalam rangkaian konser selama enam hari di Singapura, Taylor Swift dan timnya diperkirakan akan menerima paling tidak sejumlah Rp 187,867 miliar. Srettha juga menyatakan bahwa informasi mengenai kontrak eksklusif tersebut berasal dari promotor yang membawa Taylor Swift ke Singapura, yaitu AEG Presents. Menurutnya, strategi ini merupakan salah satu kebijakan cerdas yang diambil oleh pemerintah Singapura.

“Jika dia (Taylor Swift) datang ke Thailand maka biayanya akan lebih murah. Saya yakin ia akan mampu menarik lebih banyak sponsor dan wisatawan ke Thailand,” ungkapnya, dikutip dari Sky News. Srettha juga mengatakan bahwa apabila ia mengetahui tentang kesepakatan tersebut, ia akan berusaha membawa Taylor Swift konser di Thailand. Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa konser merupakan salah satu cara untuk mendapatkan nilai tambah bagi perekonomian negara.

Perlu diketahui, pendapatan dari tur konser Taylor Swift mencapai jumlah yang mengagumkan, dan negara serta kota di mana tur spesialnya (Era Tour) diselenggarakan dilaporkan mengalami peningkatan pendapatan yang signifikan, menurut laporan dari The Independent. Di Amerika Serikat, tur ini diperkirakan menghasilkan pendapatan sebesar 2,2 miliar dolar Amerika Serikat, atau setara dengan Rp 34,442 triliun. Valuasi ekonomi dari tur tersebut naik menjadi 5 miliar dolar Amerika Serikat, atau setara dengan Rp 89,236 triliun. Pendapatan total dari satu kali tur Era di Amerika Serikat bahkan melampaui Produk Domestik Bruto dari 50 negara. Penggemar rata-rata mengeluarkan sekitar 1.300 dolar Amerika Serikat, atau sekitar Rp 20,352 juta per orang untuk tiket, perjalanan, pakaian, dan merchandise dalam tur tersebut.

Halaman Selanjutnya