Rahasia Terungkap: Negara-negara Ini Mendukung Pengiriman Senjata Canggih ke Israel

by -79 Views

Senin, 22 April 2024 – 06:03 WIB

Tel Aviv – Israel terus melancarkan serangan terhadap wilayah Gaza, Palestina. Bahkan, konflik di Timur Tengah semakin meluas dengan adanya serangan Israel tidak hanya terhadap Gaza, Palestina, tetapi juga melibatkan wilayah Lebanon dan Iran.

Beberapa negara telah memberikan persenjataan dan peralatan militer kepada Israel dengan nilai mencapai ratusan juta dolar sejak Oktober 2023, meskipun detail transfer tersebut tetap dirahasiakan.

Amerika Serikat dan Jerman adalah dua negara utama yang menjadi penyedia senjata impor untuk Israel, dengan alasan bahwa transfer tersebut penting untuk mendukung keamanan Israel.

Bulan ini, Mahkamah Internasional telah memulai proses mendengarkan gugatan hukum terkait ekspor senjata Jerman ke Israel, sementara Dewan Hak Asasi Manusia PBB mengeluarkan resolusi yang tidak mengikat, yang menyerukan untuk mengakhiri “penjualan, transfer, dan pengalihan senjata, amunisi, dan peralatan militer lainnya” ke Israel.

Amerika Serikat (AS) sebagai pemasok terbesar, menyediakan sekitar 68% senjata Israel yang berasal dari luar negeri. Jerman, di sisi lain, menyediakan sekitar 30% dan dianggap sebagai pemasok yang signifikan.

Meskipun demikian, negara lain seperti Inggris, Italia, dan Australia juga diyakini sebagai penyedia senjata, meskipun Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong, menyatakan bahwa Australia belum melakukan pengiriman senjata sejak dimulainya konflik Gaza.

Di Inggris, lebih dari 600 pengacara, akademisi, dan pensiunan hakim telah menyatakan bahwa pasokan senjata yang terus berlanjut melanggar hukum internasional. Namun, Menteri Luar Negeri David Cameron pernah menyatakan bahwa Inggris tidak akan menghentikan ekspor senjata ke Israel.

Beberapa negara seperti Kanada, Belanda, Jepang, Spanyol, dan Belgia telah mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan pengiriman senjata ke Israel. Di Denmark, kasus pengadilan sedang menunggu keputusan yang dapat mengakibatkan pemerintah harus menangguhkan ekspor suku cadang jet tempur F-35 ke AS, karena AS menjual jet yang sudah jadi ke Israel.