Jumat, 26 April 2024 – 10:25 WIB
Jakarta – PT Bank Jago Tbk mencatat laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebesar Rp 22 miliar pada akhir Maret 2024 atau kuartal I-2024, tumbuh 24 persen dari akhir Maret 2024 sebesar Rp 18 miliar.
Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung mengatakan, meskipun situasi ekonomi global masih tidak pasti, strategi bisnis dan fundamental yang kuat dari Bank Jago mampu membawa pertumbuhan yang positif dan berkualitas. “Pencapaian ini menjadi momentum yang baik bagi Bank Jago untuk melanjutkan pertumbuhan secara berkelanjutan ke depan,” ujar Arief.
Ia menjelaskan bahwa saat ini Bank Jago melayani 11,1 juta nasabah, termasuk 9 juta nasabah funding melalui Aplikasi Jago. Jumlah ini meningkat 3,6 juta nasabah dibandingkan dengan kuartal I-2023 yang mencapai 7,5 juta nasabah.
Kenaikan jumlah nasabah funding sejalan dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai 42 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy). Per Maret 2024, DPK mencapai Rp 13,2 triliun, naik dari Rp 9,3 triliun per Maret 2023.
Dari total DPK tersebut, komposisi Current Account and Savings Account (CASA) mencapai 63 persen atau Rp 8,3 triliun, sedangkan komposisi Term Deposit (TD) mencapai 37 persen atau Rp 4,9 triliun. “Mengawali tahun ini, kami tetap konsisten menggunakan strategi kolaborasi dengan ekosistem. Ini merupakan cara efektif untuk bertumbuh secara solid dan sejalan dengan aspirasi kami untuk meningkatkan kesempatan tumbuh berjuta orang melalui solusi keuangan digital yang berfokus pada kehidupan,” ungkapnya.
Sementara itu, mitra ekosistem strategis, termasuk ekosistem GoTo dengan GoPay Tabungan serta platform reksadana online Bibit yang terhubung secara seamless dengan Aplikasi Jago, memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan bisnis Bank Jago. Salah satunya terlihat dari jumlah nasabah funding Aplikasi Jago yang sebanyak 65 persen berasal dari mitra ekosistem.
Dari segi penyaluran kredit, Bank Jago mencatat pertumbuhan sebesar 32 persen yoy. Penyaluran kredit pada akhir kuartal I-2024 mencapai Rp 14,3 triliun, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 10,8 triliun.
Pertumbuhan penyaluran kredit tersebut dapat diraih berkat strategi kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya. Penyaluran kredit Bank Jago dilakukan secara berkualitas dan mengutamakan prinsip kehati-hatian. Ini terlihat dari rendahnya rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross yang sebesar 0,6 persen atau di bawah rata-rata industri perbankan sebesar 2,3 persen.
“Pertumbuhan kredit mendorong naiknya aset Bank Jago menjadi Rp 22,5 triliun atau tumbuh 25 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 18 triliun,” tutupnya.