SiwinduMedia.com – Ketua LSM Frontal Uha Juhana, mengingatkan masyarakat Kabupaten Kuningan untuk tidak salah memilih calon Bupati dan Wakil Bupati pada Pilkada 27 November 2024.
Hal itu disampaikan Uha dalam pernyataan tertulisnya yang dikirim kepada SiwinduMedia.com, Senin (12/8/2024). Ia mengawali dengan sebuah kata yang bernama MENJADI. Kata ini kata Uha, adalah sebuah kata yang bermakna cukup luas.
Jika dihubungkan dengan Negara, maka ada kalimat menjadi sebuah Negara. Jika dihubungkan dengan Bangsa maka akan menjadi sebuah Bangsa. Jika dihubungkan dengan Indonesia maka menjadi Indonesia. Dan jika dihubungkan dengan sebuah daerah maka ada Kabupaten Kuningan.
“Dalam rangka menjadi itu, dibutuhkan suatu pentahapan demi pentahapan dan di dalamnya ada proses yang terus menerus tiada pernah berhenti dan berakhir. Dan apa yang terjadi ketika tahapan-tahapan itu berproses dan telah menjadi apakah itu telah selesai?. Ternyata tidak. Karena capaian-capaian yang telah menjadi tersebut tidak stagnan melainkan tumbuh menimbulkan capaian-capaian berikutnya. Dan yang telah menjadi itu akan berproses kembali untuk menjadi yang lain, lebih benar dan baik,” kata Uha.
Menurut Uha, apakah Pancasila itu ada? jawabnya ya Pancasila Alada. Tetapi belum menjadi Pancasila sebagai kepribadian bangsa. Apakah negara Indonesia ini ada, jawabnya ada. Tetapi belum menjadi sebuah bangsa yang ideal. Apakah Kabupaten Kuningan ini ada, jawabnya ya Ada. Tetapi belum menjadi sebuah daerah yang makmur, adil dan sejahtera.
“Apakah Pilkada itu ada, jawabnya ada. Tetapi belum paripurna sebagai wadah dalam memperjuangkan demokrasi, karena sampai saat ini Pilkada masih dimaknai sebagai ajang konflik yang mengarah kepada perpecahan,” ujarnya.
Proses pergantian kekuasaan melalui media Pilkada, menurut Uha, seharusnya bukan tujuan akhir. Tujuan utama dari proses tersebut adalah terciptanya hidup damai dan saling menghargai di atas perbedaan yang ada. Pilkada Kuningan tahun 2024 harus menghasilkan pemerintahan yang berintegritas.
Untuk itu dalam momen Hari Kemerdekaan tahun 2024 ini, sebagai pengingat penting bagi bangsa Indonesia dan masyarakat Kabupaten Kuningan khususnya untuk mengenang kembali perjuangan para pahlawan dalam meraih kemerdekaan dan kewajiban kita mengisinya dengan pembangunan.
“Adalah sangat berbahaya kalau kita tidak berhati-hati dan salah dalam memilih calon pemimpin daerah. Karena yang nantinya akan menjadi korban pertama kali adalah rakyat Kuningan sendiri. Untuk itu dibutuhkan sosok pemimpin yang benar-benar mau berjuang guna mewujudkan cita-cita masyarakat kuningan yang adil, makmur dan sejahtera. Jangan sampai nasib 1,2 juta jiwa rakyat Kuningan dipertaruhkan,” sebutnya.
Dikatakan, masyarakat Kabupaten Kuningan sebetulnya sangat sederhana dalam memilih figur pemimpin yang akan dipilih untuk menjadi Bupati Kuningan ke depan, yakni yang betul-betul memperhatikan rakyat, bisa memperbaiki jalan rusak serta membuat ekonomi rakyat maju dan sejahtera.
“Jangan sampai kedepan ada lagi masalah gagal bayar, kasus stunting dan kemiskinan ekstrem. Itu tidak akan terjadi jika tata kelola keuangan daerah sesuai dengan perencanaan. Kabupaten Kuningan memiliki potensi besar untuk makmur apabila dikelola dengan benar,” ungkap Uha.
“Ada ungkapan yang berbunyi, yang bisa saya mengerti adalah Esensiku, yang bisa saya percayai adalah Eksistensiku, dan saya menjadi sebagaimana yang saya Percayai. Saatnya Kabupaten Kuningan berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Terbaik untuk rakyat terbaik bagi Kuningan,” imbuhnya.