BRIN Kembangkan Vaksin Booster Tuberkulosis Yang Diharapkan Perkuat Imun Tubuh Terhadap Infeksi TBC

by -177 Views

Jakarta – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sedang mengembangkan vaksin booster untuk Tuberkulosis atau TBC. Disebutkan, pengembangan vaksin booster menggunakan dua platform.

“Kami mencoba mengembangkan dua platform yaitu mRNA dan VLP. VLP ini sebenarnya berupa subunit dari beberapa protein berbeda, kami ingin menggabungkannya dalam bentuk VLP,” kata Ketua Kelompok Riset Vaksin. . , Pusat Penelitian Vaksin dan Obat BRIN Badan Kesehatan Astutiati Nurhasanah di Jakarta, Senin (16/10).

Kedua platform tersebut, kata Astutiati, tidak menular sehingga vaksin booster yang dihasilkan akan memperkuat daya tahan tubuh saat terserang penyakit TBC.

Lebih lanjut Astutiati menjelaskan, vaksin yang dikembangkan ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan imunisasi Bacillus Calmette Guerin (BCG) yang diberikan pada masa bayi. Sebaliknya, vaksin ini dibuat sebagai booster untuk orang dewasa.

Hingga saat ini, kata Astutiati, pihaknya belum bisa memastikan efektivitas vaksin booster dalam memerangi infeksi Mycobacterium tuberkulosis. Sebab, vaksin tersebut masih dalam tahap awal pengembangan di laboratorium.

Pengembangan vaksin booster buatan Indonesia ini diperkirakan memakan waktu setidaknya lima tahun sebelum akhirnya bisa didistribusikan ke masyarakat, kata Astuti.

“Mungkin minimal 4-5 tahun,” kata Astutiati, dilansir Antara.

Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada tahun 2022 menunjukkan kasus TBC di Indonesia mencapai 301 kasus kejadian untuk setiap 100 ribu penduduk. Sedangkan angka kematian mencapai 34 orang per 100 ribu penduduk. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu penyumbang kasus TBC terbesar di dunia.

Indonesia telah menetapkan target untuk menghilangkan tuberkulosis (TB) pada tahun 2030.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin juga mengajak seluruh pihak dan dunia untuk memberantas TBC dalam ‘High Level Meeting of the United Nations General Assembly on Tuberculosis 2023’ di New York.

“Mari kita jadikan TBC bukan sekedar buku yang kita baca sekarang, tapi 10 tahun ke depan, jadikan TBC sebagai buku sejarah manusia,” kata Budi Gunadi saat dialog ‘TB Innovation Summit’ di New York, Amerika Serikat (AS) baru-baru ini.

Menurut Budi Gunadi, belajar dari penanganan pandemi COVID-19, kerja sama sangat penting agar TBC bisa ditangani.

“Kita bisa mengendalikan epidemi dengan memberikan vaksin kepada 200 juta orang, 400 juta suntikan di negara berpenduduk 270 juta jiwa dan di 17.000 pulau, tapi kemudian saya menyadari mengapa kita bisa melakukannya,” katanya.

“Jawabannya karena kita tidak melakukannya sendiri, tapi kita melakukannya bersama-sama. “Ini bukan inisiatif eksklusif Kementerian Kesehatan (Kemenkes), tapi kita jadikan inklusif, semua sektor, ormas, ormas keagamaan, alumni SMA, konglomerat ikut terlibat.”